Secangkir Kopi Hangat Di Dalam Dinginnya Ranu Kumbolo : XPDC Van Java Part I

XPDC Van Java atau Ekspedisi gunung-gunung di pulau Jawa adalah nama yang diberikan untuk ekspedisi yang kami lakukan di tiga gunung yang ada di pulau Jawa. Gunung pertama yang menjadi tujuan kami adalah gunung Semeru yang berada di kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur. Gunung Semeru merupakan gunung dengan puncak tertinggi di pulau jawa (3.676 mdpl). Ekspedisi ini beranggotakan 12 orang yang sebagian besar berasal dari Sulawesi Utara. Tim kami ini berangkat menuju basecamp dari lokasi yang berbeda-beda. 7 orang (Yance, Faiby, Fandy, Bunda Iin, Junot, Murni dan Umar) berangkat dari Manado, 2 orang (Thian, Nathanael) dari Depok, 1 (Annas) orang dari Makassar, 1 orang (Jajang) dari Tasikmalaya dan saya sendiri berangkat dari Jogjakarta. Pendakian kami rencanakan selepas hari raya Idul Fitri pada bulan Juli 2015.

Kelompok pertama yang tiba di Malang adalah saya, Thian, Jajang dan Nathanael yang diantar oleh keluarganya. Dia satu-satunya ABG SMA di ekspedisi ini dan Nathan baru sekali ini mendaki di luar Sulawesi Utara. Sebelum keberangkatan kami telah memposting mengenai ekpedisi ini di salah satu grup FB pecinta alam Sulawesi Utara agar supaya jika ada yang berminat dapat turut serta bergabung bersama kami dalam pendakian kali ini. Hasilnya hanya Nathan yang meresponnnya. Saya, Jajang dan Thian berangkat dari menggunakan kereta api yang berbeda. Nathan sendiri menggunakan mobil bersama keluarganya dari Depok. Kami dijemput oleh salah seorang teman dari KPGR Malang Raya. Rencananya kami akan berangkat menuju Ranu Pani hari itu juga. Tim dari Manado sendiri menggunakan penerbangan pagi menuju Surabaya. di Surabaya mereka dijemput oleh teman-teman dari KPGR Susiresik. Mereka telah tiba pagi hari namun harus menunggu Annas yang berangkat dari Makassar dengan penerbangan yang lebih siang. Saya, Thian dan Jajang memutuskan untuk berangkat menuju Terminal Arjosari lebih awal. Kami bertemu dengan Nathan ketika berada di terminal Arjosari. Saat itu hari sudah menjelang malam dan kami bergegas menuju basecamp Tumpang. Sebelumnya kami telah mengabari anggota tim lainnya yang masih berada di Surabaya bahwa kami akan menunggu di basecamp Tumpang. Saat itu terjadi miss comunication yang mana seharusnya mereka tiba lebih awal malah terlambat beberapa jam. hal ini disebabkan karena informasi yang keliru dari teman-teman yang berada di Surabaya. Mereka tiba di Tumpang sudah agak larut malam. Setelah seluruh anggota kelompok telah terkumpul kami berdiskusi mengenai rencana pendakian dan keputusannya kami akan berangkat pada besok pagi. Malam ini kami hanya melakukan aktivitas ringan berupa membersihkan diri dan sebagian lainnya sambil mencari makan.

Pagi-pagi sekali kami bangun untuk mencari segala macam kebutuhan pendakian dan packing. Setelah itu kami berdiskusi kembali mengenai jalur dan estimasi waktu pendakian. Kami berangkat menggunakan jeep yang disediakan oleh pemilik basecamp. Perjalanan menuju Ranu Pani ditempuh dengan waktu 2 jam melewati jalur menanjak yang diselingi oleh perkebunan, hutan pinus dan jurang di kiri kanan jalan. Hari itu cuaca sangat cerah, matahari bersinar sangat terik namun dengan udara yang tetap sejuk khas dataran tinggi.  Beberapa saat kemudian kami mulai memasuki kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang ditandai oleh gapura yang bertuliskan nama taman nasional. Kami berhenti di persimpangan jalan menuju Bromo dan Ranu Pani. Disini pemandangan bukit teletubies yang sangat indah dapat terlihat. Gunung Bromo saat itu sedang dalam masa erupsi sehingga daerah sekitar kawah terlihat sangat berdebu.

20160714_102742.jpg
Welfie Dulu Sebelum Mendaki

Setelah mengambil beberapa foto kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pani. Biasanya jika tak berawan kalian dapat melihat puncak Mahameru dari lokasi tadi namun saat kami tiba awan sudah mulai menggumpal.

IMG_1091.JPG
Parkiran Jeep Ranu Pani

Setelah tiba di Basecamp Ranu Pani kami melakukan registrasi dan mengikuti briefing yang disampaikan oleh pengelola basecamp. Hal ini adalah kewajiban untuk semua pendaki yang akan melakukan pendakian menuju Semeru. Disini kami dijelaskan mengenai jalur pendakian dan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan ketika akan mendaki menuju Semeru. Setelah briefing kami sedikit beristirahat sambil makan siang. Tak lama setelah itu kami bergegas untuk melakukan perjalanan mengingat hari sudah hampir sore.

IMG_1107
Otewe Ranu Kumbolo

Target kami hari ini adalah mencapai Ranu Kumbolo. Dengan jumlah anggota tim cukup banyak membuat perjalanan sedikit lebih lambat dari waktu normal. Untuk mencapai Ranu Kumbolo kami membutuhkan waktu 5 jam dan kami tiba di Ranu Kumbolo sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu udara sudah sangat menusuk sehingga kami bergegas untuk mendirikan tenda di sekitar prasasti Ranu Kumbolo. Setelah tenda berdiri kami memasak makan malam. Semuanya kami lakukan serba cepat karena sisa waktu yang ada harus digunakan sebaik mungkin untuk beristirahat. Besok perjalanan masih panjang dan puncak masih jauh. Hehehe

Kami bangun dini hari untuk mempersiapkan segala sesuatu menuju lokasi camp berikutnya, Kalimati. Beberapa orang bertugas menyiapkan sarapan, beberapa mengambil persedian air sambil bersih-bersih dan sebagian mulai mem-packing sebagian barang-barangnya. Setelah sarapan kami bersiap-siap menuju Kalimati. Kali ini kami akan melalui tanjakan terjal yang sangat legendaris di kalangan pendaki. Tanjakan Cinta namanya. Yah tanjakan ini berlatarbelakang kisah mitos tentang percintaan. Konon katanya siapa saja yang berhasil melalui tanjakan ini tanpa melihat ke arah belakang maka jodohnya akan tercapai.

20160715_115408
Tanjakan Cinta

Menurutku mitos ini diciptakan agar orang-orang dapat melalui tanjakan ini dengan satu tarikan napas. Hehehe. Ada yang percaya ada yang tidak. Dari atas tanjakan kami disuguhi keindahan yang luar biasa.

20160715_122235
Verbena Brasiliensis

Hamparan sabana dengan tanaman verbena yang berwarna ungu menggemaskan dan Ranu Kumbolo yang dingin di sisi lainnya.

20160715_115637
Ranu Kumbolo dari Puncak Tanjakan Cinta

Sungguh mahakarya yang tak ada bandingannya. Tidak salah memang jika Semeru dikatakan sebagai salah satu gunung dengan pemandangan alam yang paling indah di Indonesia. Di ujung sabana terdapat hutan pinus yang cukup lebat. Tempat itu bernama Cemoro Kandang. Kami beristirahat sambil meluruskan kaki dan punggung. Matahari bersinar cukup terik sehingga membuat kami merasa agak kepanasan di dataran yang dingin ini. Kebetulan di setiap pos terdapat penjual yang menjajakan makanan dan air minum untuk para pendaki yang tidak mau repot-repot membawa logistik. Dan pilihan kami jatuh pada buah semangka yang sangat menggiurkan di tengah terik sang mentari.

Beberapa saat beristirahat kami melangkah kembali menuju rimba Semeru yang damai namun menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Beberapa bulan sebelum pendakian ini terjadi beberapa kejadian orang hilang dan kecelakaan. 1 orang terakhir sampai saat ini tak pernah ditemukan. Kami berjalan menyusuri hutan dan beberapa punggungan serta lembah yang dipayungi oleh pohon cemara gunung dan pinus. 1 jam berjalan kami tiba di pos Jambangan, sebuah dataran di puncak bukit dan ditumbuhi oleh tanaman edelweiss.

20160715_142313
Pos Jambangan

Kelompok kami sudah mulai terpisah saat itu. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Kalimati yang sudah tidak jauh lagi dari Jambangan. Ada satu fenomena yang akan kita rasakan ketika akan menuju Kalimati. Ketika berjalan menuju Kalimati dari Jambangan jalur yang akan kita lalui adalah berupa jalur menuruni bukit dan lembah namun setibanya di Kalimati justru ketinggian malah bertambah bukan berkurang.

Kami tiba di Kalimati sudah agak sore. Kami yang tiba lebih awal segera mendirikan tenda dan mencari kayu bakar untuk dijadikan api unggun malam nanti.

20160715_162811
Kang Jajang dan Api Unggun

Sebelum kami tiba telah ada beberapa tenda yang didirikan oleh pendaki-pendaki lain. Kami mendirikan tenda dengan formasi lingkaran agar bagian tengah dapat kami manfaatkan sebagai ruang untuk berkumpul. Menjelang malam suhu udara semakin menurun sehingga sesegera mungkin kami menyiapkan makan malam. Istirahat yang cukup adalah salah satu hal yang harus kita lakukan agar mendapatkan cukup tenaga untuk menuju puncak nanti. Setelah makan malam kami melakukan briefing untuk rencana pendakian ke puncak nanti. Da dalam briefing diputuskan untuk bersiap-siap pada pukul 11.00 WIB nanti. Setelah itu kami segera mempersiapkan hal-hal yang akan kita bawa menuju puncak nanti. Perlu diperhatikan bahwa perjalanan menuju puncak adalah perjalanan yang akan menguras cukup tenaga sehingga sangat diperlukan koordinasi di antara anggota tim. Setelah semuanya dipersiapkan kami beristirahat dan menunggu tiba waktu summit attack.

Pukul 11.00 WIB suasana di luar tenda sudah mulai ribut. Banyak pendaki yang sudah mulai melakukan pendakian dan ada yang baru bangun. Saat itu tim kami sudah bangun dan telah bersiap-siap menuju puncak Mahameru. pukul 12.00 WIB kami melangkah menuju atap tanah Jawa dengan lantunan doa-doa yang dibacakan di dalam hati. Udara sangat dingin saat itu. Saya membawa beberapa botol air dan logistik yang ditaruh di dalam carrier. Saya memimpin pendakian saat itu. Jalur yang kami lalui merupakan jalur berpasir yang ditumbuhi oleh edelweiss dan pinus gunung. Setelah 30 menit berjalan tiba-tiba di arah belakang ada yang berteriak “Salaahh jaluur”. Saya dan beberapa teman yang saat itu berada paling depan dengan posisi agak terpisah dari rombongan di belakang merasa bahwa jalur yang kami lalui adalah jalur yang benar. Kami menemukan penanda yang dipasang di jalur yang kami lalui. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kami telah terpisah dengan sebagian tim kami yang memutuskan untuk kembali dan mengambil jalur lain. Di belakang kami ada beberapa tim pendaki lain yang berasal dari Makassar dan Mojokerto. Jalan yang kami lalui tidak terlalu menanjak dengan jalur berpasir. Setelah 1 jam berjalan kami terhenti di sebuah lokasi yang dibatasi oleh dinding batu. Saya mencoba untuk memanjat dinding batu namun hal itu sia-sia karena batu dan pasirnya sangat mudah lepas. Sempat terpikir bahwa kami sudah tersesat cukup jauh. Kami coba untuk menenangkan diri beberapa saat sebelum akhirnya kami menemukan sebuah celah diantara tebing yang ternyata adalah jalur pendakian. Setelah melihat peta yang difoto ketika briefing di Ranu Pani ternyata kami melalui jalur evakuasi yang melewati celah diantara punggungan bukit. Setelah mendaki sebuah punggungan bukit pasir kami akhirnya melihat kelap-kelip lampu senter pendaki lainnya di punggungan lainnya. Jalur akan bertemu di atas sebuah bukit pasir sebelum watu gedhe. Sambil berjalan kami meneriakkan nama-nama teman kami yang melalui jalur resmi. Kami coba untuk menunggu beberapa saat. Akhirnya teriakan kami dibalas oleh teman-teman kami yang ternyata masih berada cukup jauh di bawah. Agar tidak semakin terpisah kami memutuskan untuk menunggu mereka. Setelah mereka tiba, mereka menginformasikan bahwa 3 orang lainnya tidak dapat melanjutkan perjalanan karena terkendala udara yang sangat dingin dan tenaga yang sudah sangat terkuras. Kami melanjutkan perjalanan bersama sisa tim lainnya menuju puncak Mahameru. Dalam perjalanan kami sekali lagi terpisah. Saya dan Jajang tiba di puncak pukul 05.00 WIB sebelum matahari benar-benar terbit. Kondisi yang  dingin dan tenaga yang sudah terkuras membuat saya memutuskan untuk beristirahat dan tidak menikmati terbitnya matahari. Saya dan Jajang menyelimuti diri dengan sleeping bag yang kami bawa. Tidak terasa saya ternyata tertidur cukup pulas dan bangun pukul 07.00 WIB. Saat itu satu per satu teman-teman tiba. Langit cukup cerah untuk menikmati pemandangan yang begitu indah di puncak abadi para dewa. Terlihat pegunungan Tengger di utara, gunung Arjuna Welirang di Barat dan matahari pagi di timur. Adakah yang lebih indah menikmati ciptaan yang luar biasa dari ketinggian? Sungguh nikmat Tuhan yang luar biasa.

This slideshow requires JavaScript.

Beberapa saat kemudian wedhus gembel keluar disertai suara gemuruh dari kawah Jonggring Saloka. Wedhus gembel muncul 15-30 menit sekali. Batas aman berada di puncak adalah pukul 11 di atas itu gas beracun Semeru akan mulai keluar. Kami berada cukup lama di puncak namun masih dalam batas aman sambil menunggu salah satu anggota yang belum juga muncul. Ketika kami akan beranjak turun tiba-tiba anggota kami yang terakhir muncul. Bunda Iin. Luar biasa seorang ibu 3 anak ini bisa tiba di puncak dengan ketinggian 3.676 mdpl dengan langkah yang tertatih namun semangat yang masih membara. Kami menemani beliau untuk mengambil beberapa foto dan sedikit meluruskan kaki. Dari ceritanya beliau dibantu oleh salah seorang pendaki dari Jakarta yang menemaninya.

20160716_071832
Foto Bersama di Puncak Mahameru Bersama Pendaki Lain

Perjalanan turun terasa sangat mudah dan sangat cepat. Seperti berselancar di atas air kami dengan mudahnya mencapai batas vegetasi. Namun yang perlu diperhatikan adalah jika kita akan menuruni gunung pasir Semeru sebaiknya tetap berjalan lurus dengan patokan plang besi yang telah dipasang oleh pihak taman nasional. Jika melenceng beberapa meter saja dipastikan kita akan kehilangan arah dan yang terburuk kita bisa saja jatuh ke lokasi yang dinamakan blank 75 atau jurang terjal setinggi 75 meter. Jurang ini telah memakan korban yang cukup banyak.

Tibanya di Kalimati kami segera makan siang bergegas packing. Kami berencana untuk turun pada hari itu juga.

20160716_133306
Foto Dulu Sebelum Turun

Kami memilih jalur yang berbeda untuk turun menuju Ranu Pani. Kami melalui jalur Ayak-Ayak. Jalur ini sebenarnya sudah ditutup total oleh pihak taman nasional karena merupakan jalur tidak resmi dan hanya boleh dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Namun karena ini adalah keputusan kelompok maka kami pun menyepakatinya bersama (Jangan ditiru yah).

Kami tiba di basecamp Ranu Pani pukul 19.00 WIB. Sepanjang jalur Ayak-Ayak yang kami lalui beberapa teman mengalami dan melihat hal-hal mistis. Memang jalur yang kami lalui ini terkenal dengan aroma mistisnya namun dibalik itu semua Semeru telah memberikan banyak pelajaran untuk kami mengenai persahabatan, keceriaan, kebersamaan, rasa hormat dan saling menghargai.

Terima Kasih puncak Mahameru yang gagah, Ranu Kumbolo yang mesra  dan belantaranya yang  damai.

Terima Kasih Tim XPDC Van Java KPG Regional Sulut

Berikut saya sertakan video pendakian kami: XPDC VAN JAVA : PENDAKIAN GUNUNG SEMERU JANGAN LUPA DI-LIKE DAN SUBSCRIBE YAH


Informasi Pendakian

Angkutan Malang – Tumpang Rp. 7.000,00/orang

Jeep Tumpang – Ranu Pani Rp. 550.000,00 (isi 12 penumpang)

Porter Rp. 200.000,00/Hari


Leave a comment