My Job My Adventure – 3 Hari 8 Kota

Perjalanan kali ini cukup jauh ke timur Indonesia, Kota Sorong. Kali ini saya bersama rekan kerja akan mengunjungi Kota Sorong dalam rangka sosialisasi perguruan tinggi kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan. Saya dan rekan kerja mewakili PTDI-STTD Bekasi, salah satu sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan matra darat.

Sehari sebelum keberangkatan saya mengurus segala macam administrasi dan perlengkapan yang akan dibawa serta menuju Kota Sorong. Sepulang kantor saya singgah ke rumah (kosan) sebentar untuk istirahat, mengepak barang-barang, mandi dan sholat (gak sebentar ternyata). Jadilah saya berangkat selepas sholat maghrib. Saya menuju halte bis diantar teman bobok saya, mas Indra. Wkwkwk. Menunggu sekitar 15 menit bis yang dinantikan tiba. Telolet. Saya pamit ke mas Indra dan naik bis. Malam itu langit Jabodetabek sedang mendung tapi belum juga menangis. Perjalanan ditempuh sekitar satu jam lebih sekian melalui jalanan ibukota yang ramai lancar. Ah Jakarta yang tak pernah sepi.

Saya tiba masih beberapa jam sebelum keberangkatan pada dini  hari nanti. Memang biasanya pesawat menuju Indonesia Timur selalu berangkat dini hari, walaupun sebenarnya banyak juga penerbangan pada pagi dan siang hari. Kami memilih penerbangan ini karena acara akan dimulai jam 9 waktu Sorong. Sudah menjadi kebiasaan jika harus menunggu berjam-jam sebelum keberangkatan.. Bandara Soetta menawarkan beberapa amenities agar pera calon penumpang tidak merasa bosan selama berada di Bandara. Saya memesan secangkir kopi agar mata terjaga dan tidak terlambat naik pesawat. Hari hampir tengah malam sebelum rekan saya tiba di Bandara. Beliau terlambat bis terakhir dari Bekasi menuju Bandara. Tak lama setelahnya panggilan masuk menuju pesawat tiba. Kami bergegas memasuki pesawat.

Perjalanan menuju Kota Sorong akan melalui bandara transit Sultan Hasanuddin di Makassar. Kami tiba sebelum subuh  dan melanjutkan perjalanan 30 menit kemudian. Kami tiba di Kota Sorong saat matahari sudah tinggi. Waktu Sorong 2 jam lebih cepat dari Jakarta. Kami dijemput oleh tim dari Poltekpel Sorong. Lokasi penginapan dan pelaksanaan kegiatan berada di tempat yang sama, Hotel Vega. Lokasinya sangat dekat dari Bandara Domine Eduard Osok atau bisasa disebut DEO (Akronim). Tiba di hotel kami segera menuju kamar untuk istirahat sebentar sebelum menuju venue acara. Saat kami tiba ruangan sudah penuh oleh peserta maupun tamu undangan. Kami diajak panitia untuk breakfast bersama para tamu undangan yang terdiri dari unsur muspida daerah maupun pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Sekitar satu jam basa-basi tersebut kita tiba di acara inti, Sosialisasi Sipencatar atau Seleksi Penerimaan Calon Taruna. Sedikit menjelaskan seleksi ini ditujukan untuk mereka yang sudah atau akan mau lulus dari SMA/SMK dan berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Kementerian Perhubungan dalam hal ini yang memiliki lembaga pendidikan vokasional yang memiliki agenda ini setiap tahun. Kementerian Perhubungan memiliki beberapa sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdiri dari tiga matra utama yaitu, darat laut dan udara. Lulusan dari sekolah kedinasaan ini  diharapkan menjadi tenaga ahli, operator maupun regulator dalam bidang transportasi. Acara berlangsung sangat meriah hingga siang hari. Setelahnya dilanjutkan dengan makan siang dan masing-masing bubar jalan. Di Poltekpel Sorong saya memiliki seorang teman Angkatan Latsar CPNS yang ditempatkan disitu. Kami bertemu dan berlanjut dalam diskusi-diskusi seputaran dunia kerja. Setelahnya dia pamit dan saya baru bisa benar-benar beristirahat.

IMG-20200227-WA0051
Bertemu Kawan Lama

Hampir maghrib saya tersadar bangun. Saya lihat banyak notifikasi pesan masuk di layar smartphone, salah satunya teman kuliah saya yang tinggal di Kota Sorong. Dia mengetahui keberadaan saya dari postingan saya di linimasa. Akhirnya kami janjian ketemu di hotel. Sebelumnya saya keluar bersama panitia dan tamu undangan untuk makan malam di salah satu lokasi kuliner yang terkenal di Kota Sorong. Setelahnya saya menjumpai teman-teman saya yang sudah menunggu di hotel. Kami menuju salah satu café di pinggir jalan utama. Pembicaraan kami seputar masa-masa perkuliahan, pekerjaan hingga situasi terkini. Ah sioo, langit sudah sangat kelam sebelum akhirnya kami berpamitan untuk pulang. Cukup menyenangkan bisa bernostalgia kembali ke masa-masa jaya dulu. Hehehe.

20200227_224855
Bertemu Kawan Lama

Keesokan harinya saya berpisah dengan rekan kerja saya karena beliau harus kembali ke Bekasi terlebih dahulu. Saya sendiri memilih melanjutkan perjalanan memanfaatkan masa libur yang masih ada beberapa hari lagi. Saya mengambil penerbangan menuju Kota Yogyakarta. Kangen rasasanya. Dulu sebelum pindah ke PTDI-STTD saya berdinas di kota Tegal. Ketika ingin ke Yogyakarta saya bisa melakukannya di akhir pekan. Dan kembali sebelum absen pagi di hari senin. Sayangnya hal itu tak dapat saya lakukan lagi semenjak berdinas di Bekasi. Perjalanan ke Yogyakarta memang tanpa rencana tapi saya pikir itu lebih baik. Pesawat yang saya tumpangi singgah beberapa jam di Surabaya karena cuaca yang tidak bersahabat di langit Jawa saat itu. Saya tiba di Surabaya ketika adzan Isya berkumandang. Perjalanan cukup menegangkan karena cuaca yang masih tidak cukup baik apalagi ditempuh dengan pesawat bermesin baling-baling. Alhamdulillah landingnya sempurna.

IMG_20200229_091528_368
Tugu Yogyakarta

Yogyakarta masih sama seperti berbulan-bulan lalu saat saya berada disini. Nampak labih ramai. Beberapa bangunan baru terlihat di sekitar ruas jalan Solo yang sarat akan bangunan hotel. Saat itu di Yogyakarta sedang ada semacam acara atau festival. Terlihat beberapa gerombolan pesepeda dengan berbagai jenis sepedanya lalu lalang sehingga membuat perjalanan menjadi sedikit lambat. Beberapa saat sebelumnya saya memesan sebuah penginapan berbentuk capsule di aplikasi Traveloka.

20200229_093923
Tampak Luar Hotel Capsule Malioboro

Saya penasaran dengan jenis penginapan seperti itu. Sebelumnya saya sudah pernah mencobanya tapi dalam bentuk yang agak berbeda. Lokasi capsule hotel tersebut sangat dekat dengan pusat keramaian jalan Malioboro. Ketika tiba disana  saya disambut oleh pegawai hotel yang sangat ramah. Setelah melakukan registrasi saya diberikan kunci berupa kartu akses ke dalam ruangan kapsul yang juga dapat digunakan sebagai kunci loker dan kapsul tidurnya. Penampakan awalnya sih tak mengecewakan. ACnya cukup dingin. Ruangan kapsul yang bersih dengan dominasi warna putih. Dilengkapi LED TV pengaturan suhu kapsul dan intensitas cahaya untuk lampu baca. Oh yah tema warna di dalam kapsul juga dapat kita atur sendiri. Kapsul-kapsul tersebut disusun dalam dua tumpukan dan beberapa baris. Setiap ruangan kapsul dilengkapi dengan beberapa kloset dan ruang mandi. Sangat bersih dan juga terdapat fasilitas air hangat. Pada postingan customer sebelumnya dikatakan bahwa air di kamar mandi keluar terlalu kecil, nampaknya pengelola melihat dan langsung memperbaikinya. Hotel kapsul ini menyediakan fasilitas lain yaitu kafe yang cukup nyaman, parkiran yang luas dan penyewaan kendaraan bermotor. Malam itu saya menyewa satu buah sepeda motor untuk jalan-jalan keliling Yogyakarta. Saya bertemu dengan salah seorang teman yang saat itu sedang melanjutkan studinya di kota Yogyakarta. Kami ngobrol dan ngopi membahas segala macam hal hingga larut malam. Saya berencana menuju kota Semarang pada keesokan harinya. Tapi rasanya saya masih ingin lebih lama lagi di Yogyakarta.

Pagi tiba. Saya bergegas membereskan barang-barang. Sebelumnya saya berkeliling mencari makanan untuk sarapan dan bekal di perjalanan. setelah emngembalikan kunci motor dan mengambil barang jaminan bersama ojek online saya merangkat menuju terminal Jombor di utara kota Yogyakarta. Kebetulan saat saya tiba bis yang akan menuju kota Semarang akan segera berangkat. Tanpa berlama-lama saya membeli tiket dan loncat masuk ke dalam bis. Wusss. Bis berjalan kencang menuju kota Bakpia, Semarang.

IMG_20200229_135859_039
Segelas Kopi di Filosofi Kopi

Tiba di Semarang pukul 1 siang. Saya singgah sebentar masjid simpang lima dan menghabiskan waktu di kafe Filosofi Kopi yang terletak di kawasan kota Tua. Lokasi Filosofi Kopi menempati salah satu bangunan tua yang ada di kawasan tersebut. sangat pas suasana kota yang mulai mendung. Oh yah di Semarang saya dijemput oleh seorang perempuan baik hati yang bersedia menemani jalan-jalan saya beberapa jam. Saya berencana menuju Tegal sore harinya dengan menumpang kereta api Kaligung. Sambil mencari tiket waktu kita habiskan dengan obrolan ringan seputar kerjaan masing-masing. Sore menjelang dan kami bergegas menuju stasiun Poncol. Tak lama setelah kami memasuki gerbong kereta mulai bergerak ke barat menuju kota Tegal. Tegal adalah kota terakhir dalam perjalanan dinas plus plus saya kali ini. saya masih memiliki waktu beberapa bulan lagi sebelum masa kontrak saya berakhir di salah satu rumah yang saya kontrak ketika berdinas di sini. Saya mengontrak rumah bersama dengan teman saya yang berasal dari Lamongan namun saat saya tiba di kontrakan beliau ternyata sedang pulang kampung. Di Tegal saya hanya bersantai di rumah, berkeliling kampus dan menunggu waktu balik lagi ke Bekasi pada keesokan harinya. Sebenarnya perjalanan kali ini tidak fokus pada lokasi-lokasi wisata. Saya sebisa mungkin menghabiskan waktu dengan jalan-jalan santai secara maraton berkeliling. Sebuah petualangan tak mesti sebuah perjalanan menuju hutan-hutan yang gelap, padang savanna yang luas atau samudera yang menggelora. Petualangan bisa jadi adalah perjalanan kita ke tempat-tempat istimewa yang memiliki ikatan emosional dengan kehidupan kita di masa lalu. Yah dan semua tempat yang saya kunjungi selama 3 hari tersebut adalah tempat-tempat yang sarat akan kenangan.

This slideshow requires JavaScript.

Sebuah kenangan akan tetap menjadi kenangan, tak akan pernah menjadi sampah karena dia akan selalu ada di dalam kepala, di ingatan setiap manusia selama dia hidup.

Salam Literasi!

My Job My Adventure!

Leave a comment